Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Zurich Indonesia optimistis menghadapi bisnis tahun ini meski ada tantangan untuk asuransi jiwa.
Astra Life meluncurkan produk baru.
Pendapatan industri asuransi jiwa tercatat turun 12,7 persen pada kuartal I 2023.
JAKARTA – Sejumlah perusahaan asuransi optimistis menghadapi bisnis tahun ini meski masih ada tantangan besar, khususnya untuk segmen asuransi jiwa. Zurich Indonesia yakin kinerja positif pada 2022 bisa menjadi katalis untuk tumbuh pada tahun ini. Sedangkan Asuransi Jiwa Astra atau Astra Life meluncurkan produk baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Country Manager Zurich Indonesia, Chris Bendi, menuturkan laba konsolidasi perusahaan mampu tumbuh 10 persen secara tahunan pada 2022. Kinerja tersebut, antara lain, didukung pertumbuhan premi bruto sebesar 3 persen pada bisnis konvensional. Angkanya membaik dibanding pada 2021 yang minus 3 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Chris juga mencatat kontribusi dari pertumbuhan bisnis syariah mencapai 43 persen. Salah satunya karena penetrasi untuk asuransi perjalanan umrah sebesar 40 persen. "Menjadikan Zurich Syariah sebagai pemain utama di pasar," katanya di Jakarta, kemarin, 25 Mei 2023.
Kontributor laba lainnya datang dari segmen asuransi jiwa perusahaan. Zurich Topas Life untuk pertama kalinya membukukan keuntungan sejak berdiri. Pendapatan premi bruto atau gross written premium perusahaan tercatat meningkat 4 persen berkat kerja sama dengan agen ataupun perbankan.
Direktur Utama PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk, Edhi Tjahja Negara, juga optimistis karena pertumbuhan jumlah nasabah pada kuartal pertama 2023. Jumlah nasabah baru mereka bertambah sekitar 100 ribu orang selama periode tersebut. "Ini pertumbuhan paling kuat yang kami alami dalam beberapa tahun terakhir setelah pandemi," ujarnya.
Menurut Edhi, pertumbuhan tersebut salah satunya ditopang tren kenaikan perjalanan setelah kasus Covid-19 mereda. Perolehan polis asuransi baru di Zurich Indonesia tumbuh 587 persen untuk perjalanan domestik, dari 5.179 unit pada 2021 menjadi 35.565 unit pada 2022. Sedangkan untuk perjalanan ke luar negeri, angkanya melonjak tinggi, yaitu mencapai 2.178 persen dengan pertumbuhan polis baru dari 5.587 unit menjadi 127.264 unit.
Untuk memanfaatkan momentum tersebut, Presiden Direktur PT Zurich General Takaful Indonesia, Hilman Simanjuntak, menuturkan perusahaan berupaya membuat diversifikasi produk. "Untuk produk asuransi perjalanan umrah, misalnya, kami buat yang lebih basic sehingga premi lebih terjangkau," kata dia.
Selain itu, perjalanan syariah tidak hanya difokuskan pada umrah dan haji. Menurut Hilman, salah satu potensi yang sedang dikembangkan perusahaan adalah perjalanan halal. Selain menyediakan produk asuransinya, perusahaan tengah membangun informasi seputar perjalanan tersebut, antara lain, dengan menyediakan situs web yang berisi rekomendasi lokasi wisata hingga makanan.
Presiden Direktur PT Zurich General Takaful Indonesia Hilman Simanjuntak. Tempo/Magang/Martin Yogi
Tantangan di Asuransi Jiwa
Zurich Indonesia sedang membangun PT Zurich Topas Life menjadi pemain besar di industri asuransi jiwa. Chris Bendi menuturkan tak mudah merebut pasar di dalam negeri. Meskipun kinerja perusahaan pada 2022 lebih tinggi dari rata-rata industri, kata dia, bisnis asuransi jiwa Zurich masih berada di peringkat 20 besar. "Kami sedang membangun bisnis supaya bisa di posisi top 10 atau 5," tuturnya.
Direktur PT Zurich Topas Life, Budi Darmawan, mengatakan butuh waktu untuk bisa mengembangkan bisnis asuransi jiwa. Namun dia optimistis pertumbuhan positif pada kuartal pertama tahun ini bisa berlanjut. Perubahan regulasi untuk produk asuransi unit link juga diperkirakan tak menghambat kinerja perusahaan. "Kami yakin adaptasinya bisa cepat," kata dia. Tahun ini, Zurich pun mempersiapkan produk unit link baru untuk mendongkrak penjualan.
Regulasi yang dimaksudkan Budi itu adalah Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/SEOJK.05/2022 tentang Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi (SEOJK PAYDI). Surat edaran tersebut, di antaranya, mengatur soal perbaikan pada tiga aspek utama, yaitu praktik pemasaran, transparansi informasi, dan tata kelola aset PAYDI atau unit link.
Jika Zurich sedang menyiapkan produk unit link baru untuk mendongkrak penjualan, Astra Life kemarin meluncurkan PAYDI baru, AVA Neo iSmart Protection. Produk tersebut telah mengikuti pedoman yang diatur dalam SEOJK PAYDI. "Kami optimistis pemberlakuan aturan PAYDI ini mampu mendorong perusahaan penyedia asuransi jiwa, termasuk Astra Life, menghadirkan pelayanan dan pelindungan secara optimal bagi nasabah," kata Direktur Astra Life, Stephanie Arvianti Gunadi.
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat kinerja industri belum moncer pada awal tahun ini. Pendapatan industri asuransi jiwa tercatat turun 12,7 persen dari Rp 62,27 triliun pada kuartal I 2022 menjadi Rp 54,36 triliun pada kuartal I 2023. Ketua Dewan AAJI, Budi Tampubolon, menyatakan turunnya premi sebesar 6,9 persen secara tahunan, dari Rp 48,99 triliun ke Rp 45,6 triliun, menjadi pemicu kinerja tersebut. "Bobot pendapatan premi sebesar 83,9 persen dari total pendapatan industri asuransi jiwa," katanya.
Meski begitu, Budi melihat penurunan premi ini mengindikasikan target pasar industri asuransi jiwa makin luas. Produk yang dipasarkan belakangan ini juga sudah menjangkau masyarakat menengah ke bawah. "Artinya, mereka menyadari bahwa mereka membutuhkan pelindungan dengan premi yang lebih kecil," katanya.
VINDRY FLORENTIN | ANTARA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo