Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Layanan kapal tunda dan pandu ibarat etalase bagi pelabuhan.
Jasa Armada akan membeli kapal baru pada tahun ini.
Perolehan laba bersih hingga kuartal III 2022 sebesar Rp 101,7 miliar.
MULAI pulihnya arus pelayaran barang sejak pertengahan tahun lalu membuat pengelola pelabuhan dan jasa penunjangnya semakin sibuk. PT Jasa Armada Indonesia Tbk merupakan salah satu penyedia layanan di pesisir laut yang sedang aktif melakukan ekspansi.
Sebelum pemerintah menggabungkan semua Pelindo pada 2021, Jasa Armada, yang membidangi bisnis pemanduan dan penundaan kapal, adalah anak usaha Pelindo II. Kini, ia tergabung dalam ekosistem salah satu subholding Pelindo, yakni PT Pelindo Jasa Maritim.
Layanan entitas berkode saham IPCM ini menyebar ke berbagai pelabuhan, termasuk pelabuhan yang bukan milik induknya. Direktur Utama IPCM Shanti Puruhita menyebutkan bahwa layanan yang diberikan perusahaannya sangat krusial. "Ibarat toko, etalase pertama yang dilihat pelanggan adalah layanan pandu dan tunda."
Jasa Armada menganggarkan belanja modal sebesar Rp 124,5 miliar pada 2023, yang sebagian besar akan digunakan untuk membeli armada baru dan meningkatkan fasilitas teknologi informasi. Bagaimana sepak terjang bisnis IPCM, berikut kutipan wawancara Shanti dengan Koran Tempo, kemarin.
Apa peran layanan tunda dan pandu di pelabuhan?
Layanan tunda dan pandu mendukung kinerja pelabuhan yang selalu dijadikan indikator roda perekonomian suatu negara. Pandu bertugas memberikan saran dan informasi kepada nakhoda tentang keadaan perairan setempat. Dengan navigasi yang tepat, pelayaran terlaksana dengan selamat, tertib, dan lancar. Kalau pelanggan puas, tentu dampaknya positif bagi ekosistem pelabuhan.
Bagaimana kinerja Jasa Armada pada 2022?
Hingga September 2022, pendapatan kami dari bisnis di luar wilayah kerja Pelindo meningkat 27 persen menjadi Rp 180 miliar, sementara pada 2021 hanya Rp 142 miliar. Sedangkan pendapatan dari lingkungan bisnis Pelindo pada periode yang sama naik 7 persen menjadi Rp 491 miliar dibanding kondisi 2021 yang sekitar Rp 458 miliar. Secara total, pendapatan IPCM tumbuh 12 persen, dari Rp 600 miliar menjadi Rp 671 miliar.
Bagaimana dengan perolehan laba bersih?
Perolehan laba bersih kami untuk jangka waktu yang sama mencapai Rp 101,7 miliar; naik 12 persen juga dari tahun lalu. Laporan kinerja tahunan 2022 masih diaudit, tapi kami optimistis ada peningkatan, baik dari realisasi gross tonnage (bobot muatan), pergerakan kapal, maupun pendapatan dan laba bersih.
Kontribusi terbesar untuk pendapatan bisnis di area non-Pelindo datang dari layanan tunda terminal khusus serta penyewaan kapal. Kami selalu memperhatikan capaian kepuasan pelanggan. Dari survei pihak independen, skornya 4,72 atau sangat puas.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo