Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah, mengatakan transaksi dalam jaringan (daring) atau online melonjak sebesar 50 persen selama masa pandemi virus corona baru (Covid-19). "Tapi itu belum mampu menggantikan total penjualan offline yang turun. Hanya mencapai sekitar 3 persen dari total penjualan offline," ujar dia kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Budihardjo mengatakan hampir semua sektor mengalami kenaikan aktivitas belanja online. Produk yang paling diburu oleh masyarakat adalah alat kesehatan, makanan dan minuman olahan, multivitamin, hingga keperluan rumah tangga. "Alat elektronik, seperti rice-cooker (penanak nasi), dan pencetak kue, juga meningkat karena untuk memenuhi kebutuhan di rumah," kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Vice President of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak, mengakui ada lonjakan transaksi tiga kali lipat untuk produk kesehatan. Produk antiseptik, vitamin, dan masker adalah produk yang banyak dicari masyarakat di kategori kesehatan. Nilai penjualan masker tercatat meningkat 197 kali dibanding pada Maret lalu.
"Di sisi lain, ada satu waktu di mana dalam 42 menit, 72 ribu hand sanitizer terjual habis," ujar Nuraini.
Adapun jumlah penjual baru di Tokopedia pada kategori perawatan kesehatan dan pribadi meningkat sebesar hampir 2,5 kali lipat dibanding sebelumnya. Selain itu, Nuraini mencatat pembelian disinfektan, tisu dan air purifier, daging sapi, jahe dan kurma mengalami peningkatan signifikan.
Public Relations Lead Shopee Indonesia, Aditya Maulana Noverdi, mengatakan selain trafik pencarian di kategori kesehatan seperti masker, hand sanitizer, sabun, dan vitamin, permintaan kategori bahan pokok untuk beras dan gula juga naik. Selain adanya peningkatan permintaan untuk kategori kesehatan dan kebutuhan pokok, Aditya mengatakan, hal tersebut mendorong peningkatan jumlah penjual Shopee.
"Kami juga terus bekerja sama dengan para mitra kami untuk menjaga persediaan barang-barang dengan pantauan agar tetap terkelola dengan baik," kata Aditya.
Head of Corporate Communications Bukalapak, Intan Wibisono, mengatakan barang-barang elektronik, produk kesehatan, dan rumah tangga merupakan produk-produk yang paling dicari. Namun meningkatnya aktivitas kerja dan belajar di rumah, produk makanan dan bahan pokok, alat perlengkapan kantor dan pendukung bekerja dari rumah, serta hobi dan koleksi, juga ikut melonjak. "Kenaikannya cukup signifikan, yaitu mencapai double digit," ujar dia.
Melihat tingginya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dan peningkatan hingga tiga digit pada transaksi kategori produk kesehatan, Bukalapak menyediakan jalur khusus untuk rumah sakit, relawan, dan yayasan untuk membeli perlengkapan kesehatan. Produk masker, disinfektan, alat pelindung diri, hingga termometer, bisa dipesan dalam jumlah banyak lewat jalur khusus tersebut.
Adapun penjualan daring hasil pertanian, seperti buah dan sayur, juga naik. Chief Executive Officer TaniHub Group, Ivan Arie Sustiawan, mengatakan tidak hanya itu, produk tanaman herbal dan produk untuk meningkatkan imunitas tubuh juga melonjak sekitar 20 persen. Sejak awal Maret, dia mengatakan, juga ada kenaikan kebutuhan rumah tangga hingga 100 persen dibanding pada bulan sebelumnya.
"Tren permintaan produk kami tetap bertumbuh tinggi dan menunjukkan kecenderungan terus meningkat setiap harinya," ujar Ivan.
Dia mengatakan TaniHub membatasi pembelian beberapa produk tertentu untuk meratakan distribusi. "Kami memiliki lima gudang atau cabang, sehingga kami berusaha untuk memastikan pengiriman dapat dilakukan dalam waktu maksimal 48 jam."
Berdasarkan hasil riset ADA Indonesia, perusahaan bidang data dan artificial intelligence (AI), penggunaan aplikasi belanja mengalami kenaikan hingga 300 persen sejak pembatasan jarak diumumkan. Managing Director ADA Indonesia Kirill Mankovski mengatakan kenaikan bisa mencapai 400 persen untuk aplikasi penyedia kebutuhan sehari-hari dan jual-beli barang bekas pada 21-22 Maret lalu.
"Masyarakat Indonesia, terutama kelas menengah dan atas, telah beradaptasi dengan dunia baru ini. Mereka beralih ke cara-cara baru untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya," ujar Kirill. FAJAR PEBRIANTO | LARISSA HUDA
Aktivitas Belanja Daring Melonjak Selama Masa Pandemi
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo