MATARAM - Bank Investasi Infrastruktur Asia (Asian Infrastructure Investment Bank/AIIB) mengucurkan pinjaman untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika, Nusa Tenggara Barat, senilai US$ 250 juta atau sekitar Rp 3,7 triliun. Kredit itu diberikan setelah pengembang KEK Mandalika, Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC-PT Pengembangan Pariwisata Indonesia), meneken kontrak pembangunan sirkuit bersama Vinci Grand Project, perusahaan asal Prancis.
Head of Masterplanning & Destination Management ITDC, Doddy Dwinanda, mengatakan dana pinjaman dari AIIB akan digunakan untuk membangun infrastruktur jalan, drainase, dan listrik. ‘’Tidak spesifik untuk membangun sirkuit. Tapi membantu terealisasinya proyek sirkuit di KEK Mandalika,’’ kata dia kepada Tempo, kemarin.
Proyek sirkuit balap bernama Mandalika Street Race Circuit Cluster berdiri di atas lahan cluster seluas 120 hektare. Sirkuit tersebut melengkapi fasilitas kelas internasional di KEK Mandalika. Sedangkan pembiayaan proyek sirkuit diperkirakan mencapai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 15 triliun.
Doddy mengatakan street-race circuit (sirkuit jalan raya) pertama di dunia ini akan dibangun dengan standar Fédération Internationale de Motorcyclisme (FIM) dan Fédération Internationale de l’Automobile (FIA). Dengan demikian, kata dia, sirkuit ini bisa digunakan untuk kejuaraan dunia olahraga otomotif. Target yang lebih besar adalah menjadikan Mandalika sebagai penyelenggara balap sekelas Grand Prix Mandalika. ‘’Prediksi kami bisa digunakan pada 2022 untuk race pertama,’’ ujarnya.
ITDC memerlukan pendanaan lisensi sebesar US$ 10 juta. Karena itu, kata Doddy, ITDC akan membicarakan proyek ini dengan Kementerian Pariwisata agar memperoleh dukungan untuk pembiayaan.
Komisaris ITDC yang juga Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Nusa Tenggara Barat, Lalu Gita Ariyadi, mengatakan ada pinjaman dari Bank Dunia untuk kawasan ekonomi khusus. Pembiayaan sebesar Rp 10 triliun tersebut dibagikan untuk tiga kawasan pariwisata prioritas, yakni Danau Toba, Borobudur, dan Mandalika. ‘’Bantuan Bank Dunia digunakan untuk membangun infrastruktur dasar,’’ ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan mengatakan Qatar Investment Authority akan menanamkan modal US$ 500 juta untuk pembangunan akomodasi di Mandalika. Menurut dia, proyek Mandalika harus dijaga setelah selama 29 tahun terbengkalai. Dia berharap, setelah KEK ini beroperasi penuh, pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat di luar sumbangan komoditas tambang bisa naik dari 7 persen menjadi 9 persen. ‘’Ini menjadi peluang untuk menciptakan lapangan kerja yang baik. Mandalika bisa dikunjungi 7.000 orang sehari,’’ kata Luhut, beberapa waktu lalu. SUPRIYANTHO KHAFID (MATARAM) | FERY FIRMANSYAH