maaf email atau password anda salah


Pasar Terbatas, Petani Enggan Tanam Sorgum

BANYUWANGI - Kepala Sub-Direktorat Serealia Lain Kementerian Pertanian, Sulhadiana Munir, mengatakan proyek penanaman sorgum secara massal masih mengalami kendala. Menurut dia, para petani enggan untuk menanam komoditas pangan alternatif ini karena pasarnya belum jelas. "Minat petani pada tanaman ini masih rendah," katanya saat meninjau lahan sorgum di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kemarin.

Data Kementerian Pertanian menyebutkan, dari 1.500 hektare lahan sorgum di Indonesia, hanya 20 persen yang sudah memiliki pasar melalui kemitraan dengan pengusaha. Selebihnya masih menjalani proses penanaman tanpa pasar yang jelas.

arsip tempo : 171414773930.

. tempo : 171414773930.

BANYUWANGI - Kepala Sub-Direktorat Serealia Lain Kementerian Pertanian, Sulhadiana Munir, mengatakan proyek penanaman sorgum secara massal masih mengalami kendala. Menurut dia, para petani enggan untuk menanam komoditas pangan alternatif ini karena pasarnya belum jelas. "Minat petani pada tanaman ini masih rendah," katanya saat meninjau lahan sorgum di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kemarin.

Data Kementerian Pertanian menyebutkan, dari 1.500 h

...

Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.

Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini

PILIHAN TERBAIK

Rp 54.945/Bulan

Aktif langsung 12 bulan, Rp 659.340

  • *Anda hemat -Rp 102.000
  • *Dijamin update hingga 52 edisi Majalah Tempo

Rp 64.380/Bulan

Aktif setiap bulan, batalkan kapan saja

  • *GRATIS untuk bulan pertama jika menggunakan Kartu Kredit

Lihat Paket Lainnya

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 26 April 2024

  • 25 April 2024

  • 24 April 2024

  • 23 April 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan