Amburadul Seleksi Calon Aparatur Sipil Negara
Seleksi calon PNS 2024 amburadul lantaran penerapan e-meterai bermasalah. Akibat memaksakan digitalisasi tanpa persiapan.
KISRUH seleksi calon pegawai negeri sipil 2024 menunjukkan amburadulnya persiapan pemerintah dalam menggelar perhelatan berskala nasional. Pemerintah tergagap dalam membuat sistem pembelian meterai berbasis elektronik atau e-meterai sebagai syarat pendaftaran seleksi CPNS 2024. Masyarakat pun merugi.
Sejak 4 September 2024, masyarakat yang ingin mengikuti seleksi CPNS 2024 mengeluhkan sistem pembelian e-meterai yang diterbitkan Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri). Server berbagai layanan penyedia jasa penjualan e-meterai tidak bisa diakses lantaran mengalami overload atau kelebihan muatan.
Masalah bertambah karena hal ini bersamaan dengan tenggat pendaftaran seleksi CPNS 2024 yang ditutup pada 6 September 2024. Akibat persoalan tersebut, Badan Kepegawaian Negara memperpanjang batas masa pendaftaran hingga 10 September 2024.
Namun masyarakat kadung merugi. Sejumlah pendaftar seleksi CPNS sudah membayar, tapi tak mendapatkan meterai elektronik tersebut. Bahkan ada warga yang sudah merogoh kocek Rp 110 ribu karena berulang kali membeli, tapi tak kunjung mendapatkan e-meterai.
Digitalisasi memang menjadi keniscayaan di era kiwari. Namun pemerintah tidak bisa mendorong digitalisasi dengan sistem dan sumber daya yang belum memadai. Rakyat seperti dipaksa menerapkan digitalisasi, padahal sistemnya belum siap. Pemerintah lupa bahwa prinsip dasar digitalisasi adalah performansi dan keamanan. Performansi ini, misalnya, menyediakan saluran sesuai dengan kapasitas yang akan mengakses.
Dalam masalah seleksi CPNS 2024, Peruri gagal menjalankan tugas sebagai satu-satunya lembaga yang mengampu layanan sistem e-meterai. Bukannya mempermudah, syarat e-meterai justru menghambat pendaftaran seleksi CPNS.
Peruri seharusnya menjalankan berbagai skenario uji coba sebelum menerapkan e-meterai dalam seleksi CPNS. Secara teknologi, sistem layanan bisa disiapkan agar dapat diakses sejumlah orang dalam waktu sepersekian detik. Sistem layanan daring dirancang supaya bisa diakses, misalnya, oleh 1 juta orang per lima menit. Dengan skenario tersebut, tentu perlu dipastikan server, storage, dan bandwidth yang digunakan memadai.
Kegagalan Peruri dalam seleksi CPNS 2024 adalah tidak mengantisipasi lonjakan pembelian e-meterai. Hingga Jumat lalu, pendaftar seleksi CPNS mencapai 3,4 juta orang, yang akan memperebutkan sekitar 250 ribu formasi.
Baca liputannya:
Selain merugikan pendaftar yang gagal membeli e-meterai, Peruri kehilangan potensi pendapatan besar dari penggunaan meterai elektronik dalam seleksi CPNS. Sebab, dengan berjualan e-meterai, Peruri bisa meraup pendapatan dengan cost yang kecil.
Kisruh seleksi CPNS 2024 tidak cukup hanya diselesaikan dengan permintaan maaf. Sebab, ada uang masyarakat yang hilang akibat kelalaian Peruri dalam penjualan meterai elektronik.
Ke depan, selain membenahi infrastruktur, Peruri perlu mempertimbangkan untuk menggandeng pihak swasta. Kesuksesan digitalisasi kerap membutuhkan kolaborasi dengan mitra dari sektor swasta, akademikus, dan organisasi masyarakat sipil.
Dengan pelibatan swasta, konsumen bisa punya banyak pilihan saat membutuhkan e-meterai. Peruri pun bisa belajar dari swasta untuk mempercepat transformasi digital. Digitalisasi merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan adaptasi.