Chicago May
Sabtu, 5 November 2016
KABUT awal musim dingin mengapung di sepanjang Michigan Avenue di jantung downtown Chicago. Dia merapatkan mantel untuk menahan angin dari arah Danau Michigan yang mulai mengiris ngilu tulang-tulangnya. Langkahnya lebar menapak trotoar kelabu yang basah. Ketukan stiletto yang membungkus kakinya berbaur derap langkah pejalan kaki lainnya. Pagi itu, dia memilih satu panggung untuk beraksi: Magnificent Café.
Dia mendorong pintu kaca kafe yang dingin dan berembun. Hawa hangat berbaur aroma kopi dan roti cinnamon menyambut kedatangannya. Meja-meja kecil dipenuhi pengunjung yang sibuk menikmati kopi sambil menyimak koran pagi.

KABUT awal musim dingin mengapung di sepanjang Michigan Avenue di jantung downtown Chicago. Dia merapatkan mantel untuk menahan angin dari arah Danau Michigan yang mulai mengiris ngilu tulang-tulangnya. Langkahnya lebar menapak trotoar kelabu yang basah. Ketukan stiletto yang membungkus kakinya berbaur derap langkah pejalan kaki lainnya. Pagi itu, dia memilih satu panggung untuk beraksi: Magnificent Café.
Dia mendorong pintu kaca kafe yang ding
...Silakan berlangganan untuk membaca keseluruhan artikel ini.
Mulai dari
Rp.58.000*/Bulan
Akses tak terbatas di situs web dan mobile Tempo
Aplikasi Tempo Media di Android dan iPhone
Podcast, video dokumenter dan newsletter
Arsip semua berita Majalah Tempo sejak terbit 1971 dan Koran Tempo sejak edisi perdana 2001
Register di sini untuk mendapatkan 5 artikel premium gratis. Jika sudah berlangganan, silakan login