Senja
Minggu, 1 Desember 2013
SOKOL terbaring sekarat. Dia telah terkapar seperti ini cukup lama. Dia jatuh sakit dan kini disingkirkan seperti bangkai tak berguna. Orang-orang baik itu mengatakan bahwa membunuh dia adalah perbuatan yang salah walaupun kulitnya yang kencang bisa dimanfaatkan untuk membuat barang kulit yang bagus. Ya, tapi orang-orang baik itu membiarkannya mati pelan-pelan dan terlupakan. Orang-orang berjiwa baik itu sesekali menendangnya untuk mengingatkannya bahwa dia sekarat terlalu lama. Namun, mereka tak mempedulikannya. Terkadang anjing-anjing berburu yang kerap beradu lari dan berkejaran dengannya mendatanginya. Tapi anjing-anjing itu berjiwa buruk (akibat terlalu banyak bergaul dengan manusia). Sehingga, setiap kali para majikan mereka memanggil, mereka bergegas tunggang-langgang meninggalkan Sokol. Hanya Lappa, anjing Siberia tua yang buta, yang kerap tinggal lebih lama menemani Sokol ketimbang anjing-anjing lain. Dia terbaring terkantuk-kantuk setelah diberi makan, menatap sedih dan ketakutan pada Sokol yang mata lebarnya seakan memohon dan bersimbah tangis.

SOKOL terbaring sekarat. Dia telah terkapar seperti ini cukup lama. Dia jatuh sakit dan kini disingkirkan seperti bangkai tak berguna. Orang-orang baik itu mengatakan bahwa membunuh dia adalah perbuatan yang salah walaupun kulitnya yang kencang bisa dimanfaatkan untuk membuat barang kulit yang bagus. Ya, tapi orang-orang baik itu membiarkannya mati pelan-pelan dan terlupakan. Orang-orang berjiwa baik itu sesekali menendangnya u

Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini