Kondom Dua Satu
Hanna Fransisca
TUBAGUS Andi duduk di bawah lampu terang menghadap kami. Kakinya berjuntai, bergeser-geser mengetuk lantai. Mencipta irama tetap satu-satu. Matanya dingin. Andai garis pipinya tak perlu tampak dengan jelas, maka sesungguhnya ia lelaki yang menarik. Tubagus Andi bicara dengan nada kaku. Inilah saat paling mencemaskan, ketika ia benar-benar bicara:
"Hanya satu yang bodoh di kelas ini. Yaitu mereka yang akan kuberi angka 30."
Hanna Fransisca
TUBAGUS Andi duduk di bawah lampu terang menghadap kami. Kakinya berjuntai, bergeser-geser mengetuk lantai. Mencipta irama tetap satu-satu. Matanya dingin. Andai garis pipinya tak perlu tampak dengan jelas, maka sesungguhnya ia lelaki yang menarik. Tubagus Andi bicara dengan nada kaku. Inilah saat paling mencemaskan, ketika ia benar-benar bicara:
"Hanya satu yang bodoh di kelas ini. Yaitu mereka yang akan kuberi angka 30."
Perken
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini