Antara Den Haag dan Delft
Rilda A.Oe. Taneko
Hidup yang kami jalani bukanlah hidup kami
Rumah, pepohonan, langit yang asing
Tanah yang kami pijak bukanlah tanah kami
Bahasa yang kami ucap bukanlah milik ibu kami
Kami bukanlah diri kami
Dan semua terjadi karena gerbang itu...
Den Haag--Delft, Musim Gugur
"KETIKA melalui gerbang itu, saya tak pernah menyangka akan diantar pada dunia yang sungguh asing, Nak," kakek di sampingku memulai kisah.
Aku mengangguk-angguk. Aku tidak mengenalnya. Ia duduk di sampingku sejak dari Den Haag. Lalu, melihat aku serupa dengannya, sama berambut hitam, bermata hitam, berkulit gelap, bertubuh tak tinggi, dan berhidung tidak mancung, ia tersenyum senang. Rambut kami sama tegak ijuk, hanya miliknya diselipi uban di sana-sini.
arsip tempo : 170134161248.

Rilda A.Oe. Taneko
Hidup yang kami jalani bukanlah hidup kami
Rumah, pepohonan, langit yang asing
Tanah yang kami pijak bukanlah tanah kami
Bahasa yang kami ucap bukanlah milik ibu kami
Kami bukanlah diri kami
Dan semua terjadi karena gerbang itu...
Den Haag--Delft, Musim Gugur
"KETIKA melalui gerbang itu, saya tak pernah menyangka akan diantar pada dunia yang sungguh asing, Nak," kakek di sampingku memulai kisah.
Aku mengangguk-angguk. Aku tidak
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini