Muhammad Aswar
Tahun Kesekian Saat Fajar Tiba
ia rengkuh jemari yang luluh ke tanah
ia kenang sejumlah peristiwa
tahun kesekian saat fajar tiba
angin makin pandai membuat penanda
dan menggerus wajah
"salam untuk tanah basah
dari daun yang hilang arah"
ia rengkuh jemari yang luluh ke tanah
ia kenang sejumlah peristiwa
tahun kesekian saat fajar tiba
angin makin pandai membuat penanda
dan menggerus wajah
"salam untuk tanah basah
dari daun yang hilang arah"
ia ucap takzim kepadanya
dan kepada tanah
yang mulai lupa tangis pertama
tahun kesekian saat fajar tiba
doa-doa yang merajut peta
sampai jua di akhir dermaga
aku pulang, Ayah
BULAN KESEPULUH WE DATUSENGSENG
dalam petak balairung
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini