Kafe
19.24
PEREMPUAN ITU di depannya--di balik laptop yang terbuka, dan secangkir kopi yang mengepulkan uap tipis.
Ia baru menyadari dua puluh menit kemudian--sejak ia masuk ke kafe, memesan kopi, duduk, dan menjawab beberapa SMS yang masuk. Lalu menyesap kopi, menatap sekenanya ke plafon yang dicat hitam, dinding berwarna krem-muda, kaca-kaca, dan pohon plastik di satu sudut--sampai matanya membentur pada perempuan itu.
Dan ia tak tahu kapan pere
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini