Dolar
Dul Simo, seorang kawan, dengan wajah murka menemui saya. Belum lagi dipersilakan duduk di beranda rumah, ia sudah memberondong saya. "Gara-gara advis Mas dulu, saya sekarang miskin," Dul memekik keras. Menolak sodoran kue Lebaran saya, ia terus saja merepet. "Simpanan dolar di bank semua saya tukarkan rupiah, mengikuti saran Mas. Tapi lihat akibatnya sekarang. Rupiah ambrol. Kalau saya tetap menyimpan dolar, pasti saya sudah lebih kaya," ujarnya sengit.
arsip tempo : 170149347456.

@thhadad
Dul Simo, seorang kawan, dengan wajah murka menemui saya. Belum lagi dipersilakan duduk di beranda rumah, ia sudah memberondong saya. "Gara-gara advis Mas dulu, saya sekarang miskin," Dul memekik keras. Menolak sodoran kue Lebaran saya, ia terus saja merepet. "Simpanan dolar di bank semua saya tukarkan rupiah, mengikuti saran Mas. Tapi lihat akibatnya sekarang. Rupiah ambrol. Kalau saya tetap menyimpan dolar, pasti saya sudah
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini