Bangga
Putu Setia
Dia datang, langsung memelukku. Kemudian duduk dan berkata: "Saya mau mengeluh. Saya masih bangga dengan bangsa ini, saya tak tega bangsa ini jadi jelek. Tapi apa yang masih bisa saya banggakan, wong kenyataannya memang jelek."
Aku terkesima. Puting-beliung dari mana yang menerbangkan keponakanku ini, kok tiba-tiba ada di depanku? Tahun lalu, ketika ayahnya meninggal dunia, selama tiga bulan ia bersedih-sedih di akun Facebook-nya.
"Bul
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini