Menyebarkan Ide meski Sering Merugi
Penerbit buku indie relatif tak terguncang pandemi Covid-19. Mengaku tak berorientasi profit.
Doni Ahmadi masih mengingat bagaimana awalnya ia dan tiga rekannya mendirikan Anagram, penerbit buku skala kecil di Jakarta Utara. Empat sekawan itu mulanya bergiat di perpustakaan jalanan. Kecintaan pada bacaan mendorong mereka masuk dunia penerbitan. "Idenya muncul dari obrolan pada 2018," kata Doni kepada Tempo, 2 Juni lalu. Kala itu, obrolan mereka membahas buku-buku di perpustakaan yang mulai beragam berkat penerbit indie di Yogyakarta.
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini