Di Batas Kematian
Seto kesal. Ia melempar tas besarnya ke kursi. Ia merasa dipermainkan oleh penjaga loket karcis kereta api. Dengan alasan harus memenuhi ketentuan birokrasi, berbagai prosedur diberlakukan seperti mengambil kartu antrean. Padahal ia sedang terburu-buru karena kereta menuju Jawa telah tiba di stasiun itu.
"Tiga ribu enam ratus empat puluh," perlahan priayi Jawa itu mengeja angka yang tertera di kartu antreannya. Ia kaget bukan main. Matanya terbelal
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini