Keluhan Menjelang Pertemuan Pengarang
Pengarang Indonesia kini masih berjuang keras untuk sekadar bertahan hidup. "Kami enggak pernah mendapat honorarium yang pantas. Menerbitkan buku saja masih dipotong 15 persen," ujar Abdul Hadi W.M., pengarang dan dosen Universitas Paramadina Jakarta.
Pengarang Indonesia kini masih berjuang keras untuk sekadar bertahan hidup. "Kami enggak pernah mendapat honorarium yang pantas. Menerbitkan buku saja masih dipotong 15 persen," ujar Abdul Hadi W.M., pengarang dan dosen Universitas Paramadina Jakarta.
Menurut Abdul Hadi, nasib pengarang Tanah Air berbeda jauh jika dibandingkan dengan pengarang luar negeri. Di Jepang, Turki, dan Mesir, misalnya, tersedia museum dan karya sastra yang diperbanyak unt
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini