Karena tanpa Masa Depan
Panas matahari menyengat di kawasan muslim Rohingya dan Kaman di pinggiran Sittwe, ibu kota negara bagian Rakhine, Myanmar, Jumat dua pekan lalu. Jam menunjukkan pukul 10.30. Seorang pria bersarung menyalami kami yang tengah mengobrol di halaman rumah panggung M. Rofiq di Latoma Roa, kawasan Rohingya. "Saya ayah Zaidul Haq," kata Abdul Syukur, yang tinggal di salah satu kamp pengungsi Ohn Taw Gyi. "Baru Rabu lalu kami berbicara," ujar pria 50 tahun ini.
Panas matahari menyengat di kawasan muslim Rohingya dan Kaman di pinggiran Sittwe, ibu kota negara bagian Rakhine, Myanmar, Jumat dua pekan lalu. Jam menunjukkan pukul 10.30. Seorang pria bersarung menyalami kami yang tengah mengobrol di halaman rumah panggung M. Rofiq di Latoma Roa, kawasan Rohingya. "Saya ayah Zaidul Haq," kata Abdul Syukur, yang tinggal di salah satu kamp pengungsi Ohn Taw Gyi. "Baru Rabu lalu kami berbicara," ujar pria 50 tahun i
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini