Keju BumiPutra Tak Kalah Sedap
Keju, yang awalnya berkembang pesat di Eropa (sebuah legenda menyebutkan keju pertama kali ditemukan di kawasan Timur Tengah), mengembara ke penjuru dunia lewat berbagai jalur. Rasanya yang khas menjadikannya mudah diterima warga belahan dunia lain, juga di negeri ini. Tidak hanya mengkonsumsi, tangan-tangan kreatif (dan semangat berusaha) warga lokal lalu berusaha memproduksi sendiri. Dari Boyolali, Sukabumi, Bali, juga Jakarta, misalnya, lahirlah merek-merek lokal-meski sebagian masih menabalkan nama berbau asing. Mereka melakukannya sepenuh hati. Keluar dari zona nyaman, melakukan berpuluh kali percobaan, menembus pasar yang sudah kadung mapan, dan lalu pelan-pelan memetik hasilnya. Memang benar enakkah? Loreen Neville, 64 tahun, seorang ekspatriat, mengakui keju karya bumiputra tidak kalah yummy dibanding produk Eropa. "Keju di Bukit Baros adalah yang paling saya suka," demikian ia bertestimoni. Pembaca, buktikanlah sendiri.
Keju, yang awalnya berkembang pesat di Eropa (sebuah legenda menyebutkan keju pertama kali ditemukan di kawasan Timur Tengah), mengembara ke penjuru dunia lewat berbagai jalur. Rasanya yang khas menjadikannya mudah diterima warga belahan dunia lain, juga di negeri ini. Tidak hanya mengkonsumsi, tangan-tangan kreatif (dan semangat berusaha) warga lokal lalu berusaha memproduksi sendiri. Dari Boyolali, Sukabumi, Bali, juga Jakarta, misalnya, lahirl
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini