Cendekiawan Ilmu Sosial Minta GBHN Dihidupkan
SURAKARTA -- Cendekia ilmu sosial, yang tergabung dalam Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial (Hipiis), menilai keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat periode 1999-2004, yang menghapus Garis-Garis Besar Haluan Negara, sebagai kesalahan fatal.
Tanpa GBHN, pembangunan Indonesia tanpa arah. Misalnya, paham ekonomi pasar bebas yang dianut Indonesia membuat kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin semakin lebar. "Kesenjangan antardaerah juga makin jauh," kata Ketua Umum Hipiis, Sofian Effendi, selepas pembukaan seminar nasional "Pengembangan Ilmu Sosial untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa", di Auditorium Universitas Sebelas Maret, Surakarta, kemarin.
SURAKARTA -- Cendekia ilmu sosial, yang tergabung dalam Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial (Hipiis), menilai keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat periode 1999-2004, yang menghapus Garis-Garis Besar Haluan Negara, sebagai kesalahan fatal.
Tanpa GBHN, pembangunan Indonesia tanpa arah. Misalnya, paham ekonomi pasar bebas yang dianut Indonesia membuat kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin semakin lebar. "Kesenjangan ant
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini