maaf email atau password anda salah


Mayapada

Waspada Gangguan Pendengaran

Dapat terjadi pada segala usia, dari bayi hingga lanjut usia. #Infotempo

arsip tempo : 171421335837.

Ilustrasi gangguan pendengaran.. tempo : 171421335837.

Gangguan pendengaran adalah istilah untuk semua kondisi dan penyakit yang menyebabkan terjadinya gangguan pada proses mendengar. Gangguan pendengaran dapat terjadi pada semua usia, baik bayi, anak, dewasa, dan usia tua.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari infeksi, faktor kongenital, paparan suara bising dan keras dalam waktu yang lama, tumor, penyakit degeneratif. Bagian telinga yang terganggu dapat terjadi pada telinga luar, telinga tengah, dam telinga dalam yaitu rumah siput (koklea) dan sistem saraf pendengaran.

Ada 3 tipe gangguan pendengaran yang dapat terjadi. Pertama, gangguan pendengaran konduktif dimana kelainan terjadi pada telinga luar seperti penumpukan kotoran telinga dan infeksi, kelainan pada telinga tengah seperti infeksi maupun lubang pada gendang telinga. Kedua, gangguan pendengaran sensorineuraldimana kelainan terjadi pada telinga bagian dalam lebih tepatnya pada ujung saraf pendengaran pada rumah siput (koklea) di telinga bagian dalam yang terhubung ke otak.

Ketiga, gangguan pendengaran campuran (kombinasi dari gangguan pendengaran konduksi dan sensorineural). Adapun gejala yang dapat timbul akibat gangguan pendengaran yaitu kesulitan mendengar perkataan orang lain, sering meminta orang lain untuk mengulang pembicaraan, dan berbicara lebih keras serta telinga berdenging atau tinnitus, bahkan bisa disertai dengan keluarnya cairan dari telinga (otore).

“Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala tersebut, terutama ketika gangguan pendengaran tersebut mengganggu kegiatan sehari-hari. Segera temui dokter bila mendadak tidak bisa mendengar apa pun," kata Konsultan Neurotologi, Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok-Kepala Leher Mayapada Hospital Surabaya, dr. Haris Mayagung Ekorini, Sp.THT-KL (K).

Selain pada usia tua dan usia produktif, gangguan pendengaran dapat terjadi pada anak-anak dan bayi. Konsultan Otologi, Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok-Kepala Leher Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Diana Rosalina, Sp.THT-KL(K), mengatakan, gejala gangguan pendengaran pada bayi dan anak-anak berbeda dengan orang dewasa.

"Ketika anak seperti tidak kaget saat mendengar suara nyaring, lambat saat belajar bicara atau tidak jelas saat berbicara, dan tidak mendengar atau menoleh ketika namanya dipanggil, gejala tersebut bisa merupakan gangguan pendengaran. Segera konsultasikan anak Anda ketika tanda-tanda tersebut terjadi untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut," ujar Diana.

Menurut Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok-Kepala Leher, Mayapada Hospital Bogor BMC, dr. Anantha Sena Fellow Otologi Sp.THT-KL, gangguan pendengaran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti penuaan, genetik, paparan suara keras, beberapa penyakit seperti diabetes, hipertensi, gangguan jantung, stroke, tumor dan cedera otak. "Juga infeksi selama kehamilan seperti TORCH yang dapat memicu terjadinya kelainan bawaan gangguan pendengaran pada bayi," kata dia.

Saat ini gangguan pendengaran pada bayi atau anak dapat segera dideteksi. Skrining pendengaran bayi baru lahir (Newborn Hearing Screening) adalah suatu program untuk mengidentifikasi gangguan pendengaran pada bayi baru lahir.

Sejalan dengan perkembangan teknologi skrining seperti ditemukannya Otoacoustic Emission (OAE), Automated Auditory Brainstem Response (AABR), Auditory Brainstem Response (ABR) dan Auditory Steady State Response (ASSR), skrining pendengaran pada bayi sudah menjadi program yang realistis.

Tujuan pengobatan gangguan pendengaran adalah untuk mengatasi penyebab yang mendasari dan mencegah perburukan gangguan yang terjadi," kata Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok-Kepala Leher, Mayapada Hospital Tangerang, dr. Alexander Nur Ilhami, Sp.THT-KL.

Alexander menjelaskan, pada gangguan sensorineural akibat proses penuaan, rehabilitasi pendengaran bertujuan untuk membantu kemampuan pasien untuk mendengar dengan alat bantu dengar (ABD) serta membantu pasien untuk beraptasi. "Pada gangguan pendengaran tipe konduktif umumnya dapat disembuhkan dengan pengobatan maupun tindakan pembedahan," ujarnya.

Adapun, beberapa penyebab gangguan pendengaran tipe konduktif yang dapat diatasi dengan pembedahan, termasuk kelainan pada gendang telinga maupun tulang pendengaran (ossicles). “Timpanoplasti adalah prosedur operasi untuk memperbaiki gendang telinga," ujar Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok-Kepala Leher Mayapada Hospital Kuningan, dr. Ayu Astria, Sp.THT-KL Fellow Otologi.

Ayu menjelaskan, tujuan timpanoplasti adalah untuk memperbaiki lubang atau kelainan pada gendang telinga. "Operasi ini juga dapat bertujuan untuk memperbaiki fungsi pendengaran dan mencegah infeksi telinga tengah," ujarnya.

THT Center Mayapada Hospital memiliki layanan skrining pendengaran pada bayi, diagnostik, dan perawatan end-to-end ditunjang dengan dokter spesialis THT dan konsultan untuk penyakit dan kondisi yang berhubungan dengan telinga, hidung, dan tenggoro pada anak-anak dan dewasa. Layanan THT Center Mayapada Hospital menyediakan konsultasi, perawatan hingga tindakan operasi dengan tindakan advanced oleh tenaga medis profesional yang terlatih.

Konten Eksklusif Lainnya

  • 27 April 2024

  • 26 April 2024

  • 25 April 2024

  • 24 April 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan