maaf email atau password anda salah


Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

Megawati: Visi Misi NKRI Hanya Satu yakni Pembukaan UUD 1945

Mega menghimbau tak perlu mencari lagi model kebijaksanaan lain, karena sejak bangsa ini berada di jalan revolusi mencapai kemerdekaan, ada satu bintang penuntun, yaitu Pancasila.

arsip tempo : 171427625819.

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. tempo : 171427625819.

Jakarta- Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri  mengingatkan tentang Visi Misi tunggal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang tertulis jelas dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Menurutnya, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 telah usai. Dia mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat, pihak penyelenggara, KPU dan Bawaslu, serta TNI dan POLRI yang menjaga penyelenggaraan Pilkada relatif berlangsung tertib, damai dan aman, meskipun dengan teknis penyelenggaraan yang tidak mudah di masa pandemi.

Akan tetapi momen elektoral berikutnya akan dilakukan di 2024, serentak dengan Pemilu Presiden dan Legislatif. Hingga saat ini teknis dan mekanisme penyelenggaraannya masih digodok oleh DPR-RI dan Pemerintah.

"Mari kita renungkan bersama, saat Pemilu dan Pilkada serentak, saat itu juga setiap calon akan menyampaikan visi misinya. Ada berapa visi misi yang akan disuarakan tahun 2024? Pertanyaan sederhana, dapatkah Pemerintah Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pusat dalam wilayah NKRI memiliki visi misi berbeda-beda? Semoga menjadi perenungan bersama, bahwa  sesungguhnya visi dan misi NKRI hanya ada satu! yaitu yang terpatri dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia 1945," ujar Megawati saat peringatan Hari Ulang Tahun ke-47 PDIP, yang diadakan secara live streaming virtual di Jakarta, Minggu, 10 Januari 2021.

Mega menghimbau tak perlu mencari lagi model kebijaksanaan lain, karena sebenarnya sejak bangsa ini berada di jalan revolusi mencapai kemerdekaan, ada satu bintang penuntun, yaitu Pancasila. “Dengan dasar-dasar Ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan, dan keadilan sosial, maka bangsa ini tidak membutuhkan pedoman lainnya,” katanya.

Ia menekankan bahwa Pancasila adalah jalan kebudayaan, dan sekaligus kepribadian bangsa Indonesia. Kondisi sulit bukan menjadi alasan untuk kehilangan kepribadian bangsa, yang dikenal dengan semboyan; "sepi ing pamrih, rame ing gawe".

Mega menyampaikan, segala cita-cita, keluhuran dan kesucian batin, jangan kemudian terhalangi oleh gerak individualistis dan materialistis. Karena kesemuanya itu yang akan mengikis sistem demokrasi Pancasila.

"Saat ini adalah momentum yang tepat bagi kita semua, untuk ada dalam satu semangat, semangat gotong royong Pancasila. Tunjukkan dan hidupkan toleransi dan solidaritas di jiwa segenap bangsa!," ujar Mega.(*)

INFORIAL

Konten Eksklusif Lainnya

  • 28 April 2024

  • 27 April 2024

  • 26 April 2024

  • 25 April 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan