Akankah Mesir Menjadi Aljazair Kedua?
Alvaro de Vasconcelos,
DIREKTUR PROJECTS FOR THE ARAB REFORM INITIATIVE (ARI), SUATU KONSORSIUM THINK TANK DI DUNIA ARAB DAN BARAT; MANTAN DIREKTUR EUROPEAN UNION INSTITUTE FOR SECURITY STUDIES DI PARIS
Kudeta militer yang menggulingkan presiden pertama Mesir yang dipilih secara demokratis dan yang disusul dengan penangkapan para pemimpin Al-Ikhwan al-Muslimun di seantero negeri merupakan bahaya besar bukan hanya bagi transisi demokrasi di Mesir, tapi juga bagi seluruh dunia Arab. Bahwa kup itu dilakukan dengan dukungan massa yang kuat menandai kesulitan-kesulitan besar yang dihadapi Al-Ikhwan selama ia untuk pertama kalinya memegang kekuasaan di negeri itu. Pemerintahan Presiden Mohamad Mursi berjuang menangani warisan krisis ekonomi dan sosial di tengah-tengah ekspektasi publik setelah revolusi 2011 yang menuntut bukan cuma kebebasan, tapi juga pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
Sudah tentu, Al-Ikhwan juga merupakan korban dari kesalahannya sendiri, terutama gagalnya Mursi dan pemerintahannya mengulurkan tangan kepada oposisi sekuler, yang banyak unsur-unsur di dalamnya menyumbang kepada terpilihnya Mursi sebagai presiden. Pemerintahan Mursi tampaknya tidak mampu memahami bahwa mayoritas suara yang tipis yang diperolehnya itu tidak cukup, terutama pada saat sekarang ini.
Alvaro de Vasconcelos,
DIREKTUR PROJECTS FOR THE ARAB REFORM INITIATIVE (ARI), SUATU KONSORSIUM THINK TANK DI DUNIA ARAB DAN BARAT; MANTAN DIREKTUR EUROPEAN UNION INSTITUTE FOR SECURITY STUDIES DI PARIS
Kudeta militer yang menggulingkan presiden pertama Mesir yang dipilih secara demokratis dan yang disusul dengan penangkapan para pemimpin Al-Ikhwan al-Muslimun di seantero negeri merupakan bahaya besar bukan hanya bagi transisi demokrasi di Mesir
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini