Orang Ketiga di Malam Hari

A.S. Laksana

KAMI berpisah delapan tahun setelah malam pertama. Aku tetap mencintai suamiku. Ia ayah dari anak perempuan yang kulahirkan. Enam tahun usia anak kami: rambutnya kaku seperti rambutku dan ia mewarisi tulang-tulang besar ayahnya. Ia tertawa seperti ayahnya tertawa dan menyisir rambut mengikuti caraku menyisir rambut. Aku mencintai anakku, aku mencintai ayah anakku. Namun suamiku berkeberatan dengan caraku mencintainya.

"Ia hanya mencintai saya pada siang hari," katanya dalam sidang perceraian kami. "Pada malam hari, dalam tidurnya ia bercakap-cakap, dan menangis, dan mengatakan kepada seseorang dalam mimpinya, 'Maafkan aku sudah membuatmu sedih.' Paginya, saat bangun tidur, ia akan baik-baik saja seolah tidak terjadi apa-apa dengannya. Hampir setiap hari saya diperlakukan seperti itu. Saya tidak bisa lagi. Saya tidak mau hal ini berlangsung sepanjang hidup saya."