Para Badui Urban
Mulanya, manusia gerobak merupakan para pekerja informal yang memiliki rumah tinggal meski menyewa kontrakan di atas lahan ilegal. Karena hunian itu digusur, mereka pindah ke tempat lain yang "derajatnya" lebih rendah, seperti di kolong jembatan atau lahan kosong lainnya dengan bangunan seadanya. Penggusuran berulang kali mereka alami sampai memutuskan hidup di atas roda gerobaknya. Mereka berpindah-pindah seperti kaum Badui di Sahara. Ketika musim puasa dan menjelang Lebaran, sulit membedakan antara manusia gerobak ini dan para pengemis serta gelandangan musiman yang datang dari luar Jakarta yang juga membawa gerobak sebagai tempat tinggal sementara.
Mulanya, manusia gerobak merupakan para pekerja informal yang memiliki rumah tinggal meski menyewa kontrakan di atas lahan ilegal. Karena hunian itu digusur, mereka pindah ke tempat lain yang "derajatnya" lebih rendah, seperti di kolong jembatan atau lahan kosong lainnya dengan bangunan seadanya. Penggusuran berulang kali mereka alami sampai memutuskan hidup di atas roda gerobaknya. Mereka berpindah-pindah seperti kaum Badui di Sahara. Ketika musim
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini