Ai-Bi
Indah Ariani
"Tuliskan semua yang kamu rasakan di kaca atau apa saja. Lalu hapus. Dan kau tak akan bersedih lagi."
KALIMAT-KALIMAT itu terngiang lagi di benak Ai-Bi. Gadis kecil bermata bintang itu ragu-ragu melakukan apa yang dianjurkan Paman Han, lelaki yang pernah ditemuinya dalam mimpi. Ai-Bi bimbang. Di kaca mana ia harus tuliskan lara? Kaca jendela, kaca meja, atau cermin dalam kamarnya? Atau pada kaca piring dan gelas yang jumlahnya terus
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini