Keringat dan Susu
"LETNAN Pieter Verdragen, Sir!" sebuah seruan membuatku menunda menyalakan rokok. "Pesan radio dari Bravo!"
"Godverdomme. Sampai mana mereka, Rufus?" kutatap kopral tambun di seberang meja yang tampak sibuk dengan radionya. "Seharusnya mereka sudah di sini setengah jam yang lalu."
"Di sekitar Meester Cornelis," sahut Rufus. "Pecah ban."
Kualihkan pandangan kepada kedua belas anak buahku. Persiapan patroli malam hampir tuntas. Kendaraan sudah dibar
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini