Teks Keagamaan Perlu Ditafsirkan Ulang
JAKARTA -- Teks-teks keagamaan yang selalu dijadikan pembenaran dalam melakukan kekerasan perlu kembali didalami tafsirnya sesuai dengan konteks keindonesiaan dewasa ini.
"Misalnya kata jihad dan dzimmi," kata KH Malik Madani saat menyampaikan kesimpulan hasil seminar bertajuk "Peran Pesantren dan Pemimpin Agama dalam Mencegah Kekerasan Berbasis Agama", yang diikuti sejumlah kiai se-Nusantara, di Jakarta, 25-26 Maret.
Jihad, ia melanjutkan, dapat dia
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini