Pelacur
Stefanny Irawan
IA memandang apa yang dipantulkan cermin. Diamatinya lamat dan lekat. Ditelusurinya garis wajahnya, matanya, hidungnya, bibirnya. Berbisik ia: akan kuhias engkau, penghuni wajahku, hingga lelakiku nanti menggilaimu sebelum ia beralih pada tubuhku. Kuas di tangannya siap bergerak, dan tanpa ragu ia mendaratkan benda itu pada petak merah palet riasnya. Merah bara, bukan merah darah atau merah anggur. Tentu saja. Ia ingin tampil berga
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini