Ayu, 30 tahun, merasa dunia seperti mau runtuh. Bukan karena masalah kantor atau rumah tangga. Ayah yang dicintainya divonis menderita leukemia limfositik kronik. "Hatiku hancur, sedih. Kok bisa ayah terkena penyakit itu?" ucapnya lirih. Tak ada bayangan di kepalanya tentang penyakit ini. Ia pun menelusuri internet, aneka media, dan menghubungi berbagai klinik untuk mendapat informasi selengkap mungkin.
Hingga akhirnya ia menemukan bahwa inilah salah satu jenis kanker dan salah satu dari empat jenis penyakit leukemia. Paling banyak ditemukan pada orang berusia 50 tahun atau lebih dan jarang kasusnya pada anak-anak. Di Indonesia, menurut
Prof DR Dr A. Harryanto Reksodiputro, SpPD, KHOM, belum diketahui persentasenya. Namun, di Eropa dan Amerika Serikat sekitar 120 ribu penderitanya. Menurut The Leukemia and Lymphoma Society, sekitar 15 ribu kasus
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.