Mengapa Mesti Mahal?

Jumat, 8 Agustus 2008

Saat masih SMA, Agam Rosyidi, 23 tahun, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, hanya bisa pasrah dengan nomor Simpati dari Telkomsel yang ia gunakan. Mau memilih apalagi? Karena saat itu tarif telepon seluler memang masih mahal dan tidak ada yang "miring" harganya

Kesetiaan pada Simpati ini rupanya ada batasnya. Saat muncul operator CDMA, yang berizin lokal sehingga tarifnya murah, hatinya tidak kukuh. Ia pun kemudian beralih ke F

...

Berita Lainnya