Jalan Menuju Tipis
Jumat, 6 Juni 2008
Burhan SholihinNeraka seperti datang lebih cepat di kota itu. Tak ada sapa ramah penjual nasi timbel dan es cincau. Tak ada lagi pemain gamelan Sunda yang keluar dari toko-toko pinggir jalan dan menghanyutkan pendengar yang lewat. Hari itu Tasikmalaya menyala-nyala. Toko-toko dibakar. Sebagian hotel menjadi abu, sebagian lagi menutup pintu rapat-rapat. Jalan-jalan protokol dipenuhi sejumlah pemuda dengan amarah di wajah mereka. Kerusuhan telah me...