Rio Lestario
Menggarap Pasar Sunyi

Di tangannya, ukiran-ukiran pada tembaga menjadi mesin uang yang tak kenal lelah.

Sabtu, 15 Desember 2007

Pada bilah-bilah tembaga, jiwa dan rasa seni Rio Lestario, 53 tahun, melebur. Di depan selembar tembaga, ia bisa berdiri mematung berlama-lama membiarkan pikirannya mengelana dalam ukiran-ukiran yang dibuatnya. Bengkelnya di Jalan Terusan Jakarta, Bandung, adalah rumah ekspresinya sekaligus mesin uangnya.

Bengkel Rio, yang berukuran 6 x 40 meter persegi, saat ini sedang kebanjiran pesanan. Di bengkel sederhana itu kini dipenuhi barang-barang seper

...

Berita Lainnya