Tentang "Cermin Merah" (2)

PADA tulisan minggu lalu saya telah memperlihatkan bahwa peristiwa sejarah dalam novel N. Riantiarno Cermin Merah (Grasindo, 2005) hanya bumbu, bukan lauk, meski pembaca mula-mula dituntun untuk percaya bahwa itu akan menjadi pokok cerita.

Minggu, 3 April 2005

PADA tulisan minggu lalu saya telah memperlihatkan bahwa peristiwa sejarah dalam novel N. Riantiarno Cermin Merah (Grasindo, 2005) hanya bumbu, bukan lauk, meski pembaca mula-mula dituntun untuk percaya bahwa itu akan menjadi pokok cerita. Peristiwa sejarah itu, yaitu G-30-S, ternyata hanya sebagai penyimpangan dari kelanjutan cerita antara Ars (apa kebetulan saja namanya berarti kesenian?), si aku, dengan teman-temannya di Jakarta. Seakan-akan k...

Berita Lainnya