Barbie

Minggu, 9 September 2007

Clara Ng

INI kota luka. Kota duka jika malam tiba. Kota yang hitamnya menganga seperti langit-langit mulut naga. Kota yang sudut-sudutnya ditenun oleh bayangan kelam seperti jaring laba-laba.

Sesiangan, mereka bilang ini kota mainan. Atau toko mainan. Kota atau toko, toko atau kota, entahlah. Dua-duanya terdengar sama. Jika siang, di dalamnya penuh dengan bocah-bocah yang berlarian, dikejar-kejar oleh perempuan kampungan. Para pembantu dan pengasuh

...

Berita Lainnya