Pondok Bertingkat

Minggu, 20 Mei 2007

Adek Alwi

ABANGNYA tidak berdusta. Kira-kira sepeminuman teh dari tempat mereka berhenti langit tiba-tiba menganga. Biru, bersih, benderang tak terhalang daun dan pucuk kayu. Dan di ketinggian depan mereka terbentang padang selapangan bola, penuh rumput juga lalang. Di sekeliling pohon-pohon rapat memagari. Di sela-selanya kelihatan jalan setapak, mirip terowongan atau gang-gang di kota. "Itu pondoknya!" kata abangnya menunjuk satu-satunya pondok di

...

Berita Lainnya