Sastra Masuk Kurikulum tanpa Kanon

Akan lebih baik sastra masuk kurikulum tanpa “politik kanonisasi”. Kanonisasi buku sastra bermasalah dan cenderung menyesatkan.

Ahmadun Yosi Herfanda

Minggu, 16 Juni 2024

SASTRA masuk kurikulum. Ini tentu kabar gembira bagi sastrawan—baik penyair, cerpenis, maupun novelis—yang merindukan karyanya dinikmati dan diapresiasi oleh siswa. Tetapi itu juga sekaligus “jebakan” bagi sastrawan yang karyanya tidak segmented untuk siswa. Kegembiraan itu bisa berubah menjadi kegaduhan yang kurang produktif.

Seperti kita lihat, ketika daftar buku yang harus masuk kurikulum (buku kanon) diumumkan, b

...

Berita Lainnya