Agit Yogi Subandi
BUKU

Minggu, 17 Januari 2010

ketika kugenggam, helaan nafasnya kudengar
berulang-ulang. hembusannya menyentuh bulu mataku.
lalu kubuka pelan-pelan,
kukelupasi perlahan:
kalimat demi kalimat.

ada jurang,
ada yang melompat-lompat
ada yang meluap dari tubuhnya:
peri.

dengan tenang, ia beritahu
segenap rahasia.
"apa ini?" kataku
"simpul!" katanya.
kutariklah bangkai-bangkai suci
yang terkubur di balik puing-puing kalimat:
bangkai-bangkai suci yang menyimpan cahaya yang dapat
menyinari segala ya













...

Berita Lainnya