TAMAN HUJAN

Minggu, 5 April 2009

Dedy Tri Riyadi

Kini kau pandai menanam hujan.

Di tanganmu, hujan bersulur panjang. Daunnya tunas
dan hijau terang. Matahari begitu cemburu, sebab setiap
pagi dia ingin paling hijau sendiri. Bersiasat dengan awan
dan kilat, matahari mengirim hujan yang lain. Hujan dengan
tubuh yang sangat cokelat.

Kau petik juga dedaunan hujan.

Keranjangmu begitu pemalu. Setiap habis bertemu hujan,
ditulisnya sebuah catatan. Sesuatu yang--padahal--sangat
ingin dia ucapkan....

Berita Lainnya