Inggit Putria Marga
SI SAKIT

Minggu, 4 Januari 2009

Mesti buru-buru aku ucapkan, sebab langit kamar sempit biru berkata padaku: beberapa saat lagi penguasa alam menarik kemampuanmu bicara.

ketahuilah, detak jantungmu seberisik gema lonceng gereja, dengung mangkok labu dalam vihara, tabuhan beduk berkulit sapi di tepi musholla, serta mengingatkanku pada ricik jangkrik yang bertapa sebatang kara di laci meja tempatmu bekerja. tiap kau memelukku, menempelkan kepalaku di dadamu, aku tersihir jadi pejal

...

Berita Lainnya