Mencapai Mulut Tuhan

Tak bisa menunaikan ibadah haji ke Mekkah, Bawakaraeng pun menjadi pilihan.

Minggu, 24 Desember 2006

Ayam jago berkokok nyaring. Udara pagi di Lembanna, kaki Gunung Bawakaraeng, terasa menggigit tulang. Bersembunyi di balik selimut jelas lebih nikmat. Tapi sinar matahari terbit yang menembus kabut seolah begitu menggoda. Amat sayang untuk dilupakan. Kulempar selimut dan memburu sang surya.

Namun, aku bukan yang pertama. Tata Rasyid, 55 tahun, sang tuan rumah, sudah asyik dengan kopi panasnya. Bahkan dia sudah menyajikan beberapa cangkir yang masi

...

Berita Lainnya