Sangkhlaburi, Kota di Balik Kabut
Kota yang tidak ubahnya lukisan alam. Sebuah paduan apik antara kontur bumi yang bergelombang dan genangan air danau yang jernih.
Minggu, 4 September 2005
Kabut pekat masih mengambang di angkasa. Udara dingin menggigit kulit. Padahal jam sudah menunjuk pukul 11.00. Pagi memang panjang di Sangkhlaburi. Mendung dan awan gelap yang terserak menjadi payung cakrawala sepanjang siang. Agustus-September menjadi beku di sana. Pada hari-hari inilah hujan menjelma menjadi sahabat. Hawa dingin Sangkhlaburi mengingatkan saya pada kawasan Puncak. Bukit, kabut, dan hutan menjadi wajah asli kota yang berjarak 700...