Seperti memakan buah simalakama, kira-kira seperti itulah gambaran pemerintahan kita ketika dihadapkan kepada suatu pilihan untuk mengimpor beras.
Jumat, 13 Januari 2006
Endrizal
PENGAMAT MASALAH SOSIAL Seperti memakan buah simalakama, kira-kira seperti itulah gambaran pemerintahan kita ketika dihadapkan kepada suatu pilihan untuk mengimpor beras. Ketika beras diimpor, yang diuntungkan para konsumen, dan yang merasa sangat dirugikan para produsen beras (petani). Ketika pilihan menuntut sebuah jawaban, ketika itulah kebijakan, kearifan, dan kinerja pemerintahan kita dipertanyakan.Perang dingin antara Bulog dan Dep