Malin Kundang dan Sinema Keagamaan

SAAT kutuk sang ibu terhadap Malin Kundang, anaknya yang lama hilang dan kemudian abai bahkan tak mau mengakui ibundanya, dan Malin Kundang pun jadi seonggok batu, hanya ada satu tafsir yang mengemuka, yakni anak durhaka pantas mendapatkan laknat.

Rabu, 2 November 2005

Veven Sp. Wardhana

  • Juri Kritik Film dalam FFI 2005SAAT kutuk sang ibu terhadap Malin Kundang, anaknya yang lama hilang dan kemudian abai bahkan tak mau mengakui ibundanya, dan Malin Kundang pun jadi seonggok batu, hanya ada satu tafsir yang mengemuka, yakni anak durhaka pantas mendapatkan laknat. Menjadi batu adalah hukuman. Tafsir lain, atau pesan (moral) lain, tak pernah benar-benar mengemuka. Padahal seorang penyair Indonesia pernah menuliskan
  • ...

    Berita Lainnya