Hari Radio dan Njoto

Bandung Mawardi,
Esais

Pada 1950-an, radio adalah benda ajaib dan mewah. Orang-orang menginginkan radio, bermanja mendengarkan pelbagai acara: berita, lagu, pidato, sandiwara, atau pengajian agama. Radio memikat jutaan telinga yang membuat pemiliknya merasa sah sebagai manusia modern. Suara radio di rumah menjadi representasi keluarga berharta dan melek perubahan zaman. Radio menentukan kemesraan, kelas sosial, nasionalisme, harmoni keluarga, dan kemodernan. Suara-suara dari radio mengantar ke imajinasi tokoh, tempat, peristiwa, dan pelbagai hal lain. Radio menjadikan Indonesia bersuara. Kehidupan tak lagi sepi atau membisu. Radio itu keajaiban meski sering memicu seribu masalah. Orang-orang bertaruh demi memiliki radio.

Jumat, 11 September 2015

Bandung Mawardi,
Esais

Pada 1950-an, radio adalah benda ajaib dan mewah. Orang-orang menginginkan radio, bermanja mendengarkan pelbagai acara: berita, lagu, pidato, sandiwara, atau pengajian agama. Radio memikat jutaan telinga yang membuat pemiliknya merasa sah sebagai manusia modern. Suara radio di rumah menjadi representasi keluarga berharta dan melek perubahan zaman. Radio menentukan kemesraan, kelas sosial, nasionalisme, harmoni keluarga, dan

...

Berita Lainnya