Kegalauan STIP

Darmaningtyas,
Pengamat Pendidikan

Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) merasa galau pasca-kasus meninggalnya taruna Dimas Dimika Handoko yang dianiaya oleh seniornya. Hal itu tidak terlepas dari respons keras masyarakat, termasuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh, yang berencana menutup dua program studi (Nautika dan Teknika) yang tarunanya terlibat tindak kekerasan selama 2 tahun untuk memutus rantai kekerasan.

Dilihat dari strategi pemutusan rantai kekerasan, rencana penutupan tersebut dapat dipahami, karena mungkin dengan cara itu ada jarak yang jauh antara senior dan junior sehingga sulit bagi senior untuk intervensi. Tapi ini sifatnya juga masih hipotesis. Dalam arti, apakah setelah siklus tersebut diputus, dijamin tidak ada kekerasan lagi di masa mendatang? Di sisi lain, dilihat dari perspektif kebutuhan tenaga kemaritiman, rencana penutupan tersebut menimbulkan banyak konsekuensi, misalnya updating (pemutakhiran pengetahuan sesuai dengan amendemen STCW 95 ke SCTW Manila 2010) menjadi terlambat, penyediaan tenaga pelaut maupun penyiapan instruktur (guru dan dosen) terhambat, serta MOA dengan lembaga pendidikan dan latihan maritim swasta secara otomatis gugur karena STIP sendiri tidak aktif.

Senin, 5 Mei 2014

Darmaningtyas,
Pengamat Pendidikan

Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) merasa galau pasca-kasus meninggalnya taruna Dimas Dimika Handoko yang dianiaya oleh seniornya. Hal itu tidak terlepas dari respons keras masyarakat, termasuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh, yang berencana menutup dua program studi (Nautika dan Teknika) yang tarunanya terlibat tindak kekerasan selama 2 tahun untuk memutus rantai kekerasan.

Dilihat dari strategi pem

...

Berita Lainnya