Orientasi Kejuangan Kartini

Paulus Mujiran,
Penulis

Melalui Keputusan Presiden Pertama RI Ir Sukarno Nomor 108 tanggal 2 Mei 1964, Kartini ditetapkan sebagai pahlawan kemerdekaan. Sejak masih hidup, Kartini telah menarik perhatian, terutama dari bangsa Belanda. Melalui aktivitas korespondensi terekam keresahan mendalam tentang emansipasi dan hak kaum perempuan pada zamannya. Buku kumpulan tulisannya yang berjudul Door Duisternis Tot, yang diterjemahkan oleh sastrawan Armijn Pane menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang, mencatat orientasi kejuangan Kartini.

Orang boleh saja sinis dan menganggap Kartini sebagai anak birokrat yang kesepian pada masanya. Namun melalui aktivitas surat-menyuratnya justru membuka pemikiran, termasuk orang Belanda, dengan tulisan, "Bukan kepada pria kami melancarkan peperangan, tetapi terhadap anggapan kuno, adat, yang tidak lagi mendatangkan kebajikan bagi orang Jawa kami di kemudian hari." Masa gelap bagi Kartini adalah keadaan ketika rakyat pribumi sama sekali tidak menikmati kemajuan.

Senin, 21 April 2014

Paulus Mujiran,
Penulis

Melalui Keputusan Presiden Pertama RI Ir Sukarno Nomor 108 tanggal 2 Mei 1964, Kartini ditetapkan sebagai pahlawan kemerdekaan. Sejak masih hidup, Kartini telah menarik perhatian, terutama dari bangsa Belanda. Melalui aktivitas korespondensi terekam keresahan mendalam tentang emansipasi dan hak kaum perempuan pada zamannya. Buku kumpulan tulisannya yang berjudul Door Duisternis Tot, yang diterjemahkan oleh sastrawan Armijn

...

Berita Lainnya