Malaikat Penolong

Dianing Widya,
Novelis

Kampanye sudah lewat. Tapi tak bisa begitu saja lepas dari ingatan kita bagaimana hiruk-pikuk kampanye itu. Janji-janji meluncur bagai lautan hujan. Semua partai dan caleg berlomba-lomba mengulurkan tangan kepada rakyat. Para politikus mendadak menjadi malaikat penolong. Polanya persis sama seperti pemilu-pemilu sebelumnya. Mereka hanya datang kepada rakyat ketika kampanye.

Rakyat, dalam situasi apa pun, memang selalu menjadi obyek bagi para politikus. Didekati saat mereka membutuhkan dukungan demi kekuasaan. Kekuasaan diperjuangkan dengan berbagai cara. Mereka tak hanya menebar janji, tapi juga menebar uang dan barang. Rakyat memang menerima karena menganggap pemberian itu wajar. Suap para politikus kepada rakyat disambut dengan gurauan renyah "wani piro?". Gurauan itu seperti hendak menandai adanya praktek transaksi jual-beli dalam perolehan suara.

Rabu, 9 April 2014

Dianing Widya,
Novelis

Kampanye sudah lewat. Tapi tak bisa begitu saja lepas dari ingatan kita bagaimana hiruk-pikuk kampanye itu. Janji-janji meluncur bagai lautan hujan. Semua partai dan caleg berlomba-lomba mengulurkan tangan kepada rakyat. Para politikus mendadak menjadi malaikat penolong. Polanya persis sama seperti pemilu-pemilu sebelumnya. Mereka hanya datang kepada rakyat ketika kampanye.

Rakyat, dalam situasi apa pun, memang selalu men

...

Berita Lainnya