Argumen Golput

Azis Anwar Fachrudin,
Penulis

Ada sekurang-kurangnya tiga argumen kontra-golput (saya memaknai golput-golongan putih-di sini dalam makna awam-simpel saja: tidak ikut nyoblos-pemilih pemula kini tak banyak tahu soal sejarah istilah golput).

Pertama, golput setelah tumbangnya Orde Baru tidak lagi relevan dan kontekstual. Dulu relevan, karena golput, yang dikenalkan oleh Arief Budiman, ialah bentuk suara protes terhadap pemilu rekayasa ala Orde Baru. Sekarang, setelah terbuka lebarnya keran demokrasi, golput, menurut kaum kontra-golput, tak lebih dari merupakan apatisme belaka. Golput di masa kini, menurut mereka, adalah cermin ketaksadaran politik.

Kamis, 27 Maret 2014

Azis Anwar Fachrudin,
Penulis

Ada sekurang-kurangnya tiga argumen kontra-golput (saya memaknai golput-golongan putih-di sini dalam makna awam-simpel saja: tidak ikut nyoblos-pemilih pemula kini tak banyak tahu soal sejarah istilah golput).

Pertama, golput setelah tumbangnya Orde Baru tidak lagi relevan dan kontekstual. Dulu relevan, karena golput, yang dikenalkan oleh Arief Budiman, ialah bentuk suara protes terhadap pemilu rekayasa ala Orde Bar

...

Berita Lainnya