Kebijakan Pergulaan Nasional

Agus Pakpahan,
Ekonom Kelembagaan

Andaikan Belanda tidak mengembangkan produksi gula di Jawa sehingga Pulau Jawa dijuluki gabus tempat Holland mengapung, apakah Pulau Jawa akan menjadi pusatnya gula di Indonesia? Penulis tidak bermaksud menjawab pertanyaan tersebut, melainkan mengajak pembaca kembali ke masa keemasan gula pada zaman Belanda untuk mencari inspirasi saat kita membahas "arah baru kebijakan pergulaan nasional", seperti yang akan dilakukan Asosiasi Gula Indonesia (AGI), dalam seminar yang akan diselenggarakan di Yogyakarta pada minggu kedua Desember ini.

Kano (2008) menyatukan zaman gula dengan culture banks. Pada 1925, di Jawa terdapat 121 perusahaan gula yang memiliki 195 pabrik. Keseluruhan industri gula tersebut berafiliasi pada culture banks, yaitu bank yang membiayai pertanian. Culture banks ini bersifat unik, yaitu ikut memiliki atau mengelola perusahaan-perusahaan gula tersebut. Sedangkan bank pertanian lainnya hanya bertugas membiayai investasi jangka panjang dalam bidang pertanian. Contoh culture banks pada era tersebut antara lain Nederlandsh-Indische Handelsbank dan Nederlandsche Indische Landbouw Maatschappij.

Jumat, 6 Desember 2013

Agus Pakpahan,
Ekonom Kelembagaan

Andaikan Belanda tidak mengembangkan produksi gula di Jawa sehingga Pulau Jawa dijuluki gabus tempat Holland mengapung, apakah Pulau Jawa akan menjadi pusatnya gula di Indonesia? Penulis tidak bermaksud menjawab pertanyaan tersebut, melainkan mengajak pembaca kembali ke masa keemasan gula pada zaman Belanda untuk mencari inspirasi saat kita membahas "arah baru kebijakan pergulaan nasional", seperti yang akan dila

...

Berita Lainnya